Profil Desa Besani

Ketahui informasi secara rinci Desa Besani mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Besani

Tentang Kami

Profil Desa Besani, Leksono, Wonosobo. Mengupas perannya sebagai sentra industri rumahan emping melinjo, dari hulu perkebunan hingga hilir pemasaran yang digerakkan oleh kelompok usaha bersama (KUB), menjadi model ekonomi berbasis kerajinan pangan.

  • Pusat Industri Emping Melinjo

    Desa Besani merupakan salah satu sentra produksi utama emping melinjo berkualitas di Wonosobo, di mana kerajinan pangan ini telah menjadi tulang punggung ekonomi bagi ratusan keluarga.

  • Ekosistem Ekonomi Terintegrasi

    Desa ini memiliki rantai pasok lokal yang sangat kuat dan mandiri, dengan perkebunan melinjo sebagai penyedia bahan baku utama yang diolah langsung di dalam desa, menciptakan siklus ekonomi yang efisien.

  • Kekuatan Wirausaha Kolektif

    Kemajuan industri emping di Besani didorong oleh semangat kewirausahaan kolektif melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB), yang secara efektif memberdayakan masyarakat, khususnya kaum perempuan, sebagai motor penggerak utama.

XM Broker

Di Desa Besani, Kecamatan Leksono, denyut nadi ekonomi tidak hanya terdengar dari aktivitas di ladang, tetapi juga dari ritme ketukan palu kayu yang khas dari setiap pekarangan rumah. Suara ritmis tersebut merupakan simfoni dari sebuah kerajinan pangan yang telah mendarah daging dan menjadi penopang utama kesejahteraan: pembuatan emping melinjo. Desa Besani bukanlah sekadar desa agraris, melainkan sebuah bengkel produksi raksasa di mana buah melinjo yang sederhana diubah oleh tangan-tangan terampil warganya menjadi camilan gurih yang melegenda. Inilah kisah tentang sebuah desa yang menjadikan warisan keterampilan sebagai fondasi kemandirian ekonominya.

Emping Melinjo: Warisan Keterampilan, Tulang Punggung Ekonomi

Identitas dan keunggulan utama Desa Besani terletak pada perannya sebagai sentra industri rumahan emping melinjo. Hampir di setiap rumah, terutama di dusun-dusun tertentu, dapat dijumpai aktivitas produksi emping yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Kerajinan ini merupakan sebuah warisan yang diajarkan secara turun-temurun, menuntut kesabaran, ketelitian dan kekuatan fisik.Proses pembuatannya sendiri merupakan sebuah seni. Dimulai dari menyangrai biji melinjo di atas wajan tanah liat, mengupas kulitnya saat masih panas, hingga proses yang paling ikonik: memipihkan atau mengethok biji melinjo satu per satu dengan palu khusus hingga menjadi kepingan tipis. Keterampilan inilah yang menentukan kualitas emping yang dihasilkan. Bagi ratusan keluarga di Besani, industri emping bukan lagi sekadar pekerjaan sampingan, melainkan sumber pendapatan utama yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Industri ini secara khusus telah menjadi pilar pemberdayaan ekonomi bagi kaum perempuan, yang umumnya menjadi ahli dalam proses memipihkan yang rumit.

Dari Kebun ke Dapur: Rantai Pasok Lokal yang Terintegrasi

Salah satu kekuatan terbesar dari industri emping di Besani ialah kemandiriannya dalam hal bahan baku. Desa ini dikelilingi oleh perkebunan rakyat yang ditumbuhi ribuan pohon melinjo. Warga tidak perlu bergantung pada pasokan dari luar daerah, karena kebun dan pekarangan mereka sendiri mampu menyediakan biji melinjo berkualitas dalam jumlah yang mencukupi.Rantai pasok yang terintegrasi dari hulu ke hilir ini menciptakan sebuah model ekonomi yang sangat efisien dan tangguh. Para petani memanen buah melinjo dari kebunnya, kemudian langsung diolah di dapur rumahnya sendiri atau dijual ke tetangga yang menjadi perajin. Produk jadi kemudian dikumpulkan oleh pedagang lokal atau dijual melalui kelompok usaha. Siklus "dari kebun, ke dapur, ke pasar" yang terjadi sepenuhnya di dalam desa ini memastikan bahwa perputaran uang dan nilai tambah ekonomi maksimal dinikmati oleh masyarakat Besani sendiri.

Pertanian Diversifikasi sebagai Penopang Ketahanan

Meskipun emping melinjo menjadi bintang utama, perekonomian Desa Besani tetap ditopang oleh fondasi pertanian yang terdiversifikasi. Ini menjadi strategi mitigasi risiko agar masyarakat tidak bergantung pada satu komoditas tunggal. Lahan-lahan sawah yang subur ditanami padi untuk menjamin ketahanan pangan. Selain itu, di kebun-kebun campuran, warga juga menanam berbagai jenis tanaman keras seperti albasia dan mahoni sebagai investasi jangka panjang, serta buah-buahan seperti pisang dan kelapa untuk kebutuhan harian dan pendapatan tambahan. Pertanian yang beragam ini menjadi jaring pengaman yang memastikan stabilitas ekonomi desa, apapun kondisi pasar emping melinjo.

Data Wilayah dan Kekuatan Usaha Kolektif

Desa Besani secara administratif berlokasi di Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Luas wilayahnya tercatat sekitar 281 hektare. Berdasarkan data kependudukan per 25 September 2025, desa ini dihuni oleh 5.215 jiwa, menjadikannya salah satu desa dengan populasi yang padat. Tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.856 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan sebuah komunitas yang dinamis dan produktif.Di balik geliat industri emping, terdapat kekuatan organisasi sosial-ekonomi yang solid dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). KUB menjadi wadah bagi para perajin kecil untuk bersatu, berbagi informasi, melakukan pembelian bahan baku secara kolektif, dan yang terpenting, memasarkan produk mereka dengan posisi tawar yang lebih kuat. Keberadaan KUB membantu menjaga standar kualitas, menstabilkan harga, dan membuka akses ke pasar yang lebih luas, yang sulit dijangkau jika perajin bergerak sendiri-sendiri.

Visi Masa Depan: Membangun Merek "Kampung Emping"

Dengan reputasi yang sudah terbangun, visi Desa Besani ke depan ialah memantapkan dan memformalkan identitasnya sebagai "Kampung Emping Wonosobo". Visi ini bertujuan untuk meningkatkan skala industri dari level rumahan menjadi lebih profesional tanpa menghilangkan otentisitasnya. Tantangan yang dihadapi meliputi regenerasi perajin di kalangan muda yang menganggap pekerjaan ini terlalu berat, serta modernisasi dalam hal pengemasan dan standar higienitas untuk menembus pasar ritel modern.Strategi pengembangan ke depan akan difokuskan pada:

  1. Branding dan Pemasaran: Menciptakan merek kolektif untuk "Emping Besani" dengan kemasan yang menarik dan informatif untuk meningkatkan nilai jual.

  2. Inovasi Produk: Mengembangkan varian rasa emping, seperti pedas manis atau balado, untuk menarik segmen konsumen yang lebih luas.

  3. Pengembangan Wisata Kerajinan: Merancang paket wisata edukatif di mana pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan emping yang unik dan bahkan mencoba membuatnya, menciptakan pengalaman wisata yang otentik.

Pada akhirnya, Desa Besani adalah sebuah bukti nyata bahwa warisan keterampilan tradisional, jika ditekuni dan diorganisir dengan baik, dapat menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa. Setiap keping emping yang gurih dari desa ini membawa serta cerita tentang kerja keras, kebersamaan, dan ketangguhan sebuah komunitas dalam menjaga denyut nadi kehidupannya.